PERBEDAAN DAYA TERIMA DAN KOMPOSISI ZAT GIZI PADA BISKUIT YANG TERBUAT DARI CAMPURAN TEPUNG TEMPE, TEPUNG TERIGU, DAN TEPUNG UBI KUNING DENGAN PERBANDINGAN YANG BERVARIASI

Potensi tempe dan ubi jalar di Indonesia masih perlu dikembangkan, mengingat tempe dan ubi jalar kaya akan zat gizi dan mudah didapat sementara volume impor tepung terigu semakin meningkat setiap tahunnya. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk membuat makanan selingan berupa biskuit yang terbuat dari campuran tepung tempe, tepung terigu, dan tepung ubi kuning dengan tujuan mempelajari daya terima dan komposisi zat gizi-nya. Untuk menguji daya terima dilakukan uji organoleptik pada panel konsumen dan panel agak terlatih. Metode yang digunakan pada panel agak terlatih adalah Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 perlakuan dalam 4 taraf dan 3 kali replikasi. Uji statistik untuk panel konsumen menggunakan Uji Cochran dan pada panel agak terlatih dengan Uji Friedman. Hasilnya menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan daya terima antara antara biskuit biasa dengan biskuit yang terbuat dari campuran tepung tempe, tepung terigu, dan tepung ubi kuning. Untuk mengetahui biskuit mana yang tidak memiliki selisih dengan kontrol digunakan Uji Wayne W. Daniel. Hasilnya menunjukkan bahwa biskuit pada perlakuan 1 (t1) tidak memiliki selisih yang bermakna dengan kontrol. Hal ini berarti daya terima panel agak terlatih terhadap biskuit dengan campuran konsentrasi tepung tempe, tepung terigu, dan tepung ubi kuning sebesar 12,5%, 50%, 37,5% sama dengan daya terima mereka terhadap biskuit dengan konsentrasi 100% tepung terigu. Selain itu, biskuit dengan konsentrasi tepung tempe, tepung terigu, dan tepung ubi kuning sebesar 12,5%, 50%, 37,5% paling banyak disukai oleh konsumen. Dalam 100 g biskuit tersebut mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, air, abu, dan β-karoten sebesar 486 kkal ; 6,8 g ; 23,27 g ; 63,49 g ; 4,15 g ; 1,29 g, dan 260 mcg.

• PERBANDINGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO PADA ANAK SD (6-12 TAHUN) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DI PROVINSI NTB & NTT (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010)
• HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU SERTA KETERPAPARAN IKLAN SUSU FORMULA SELAMA KEHAMILAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA PAKUALAM, KECAMATAN PAKUHAJI, KABUPATEN TANGERANG
• PERBEDAAN ASUPAN SERAT DAN CAIRAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS EKONOMI DAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI PROVINSI RIAU (Analisis Data Sekunder Riskesdas Tahun 2010)
• HUBUNGAN KARAKTERISTIK, CITRA TUBUH DAN STATUS GIZI PADA MAHASISWI TINGKAT II JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
• HUBUNGAN KONSUMSI ENERGI, PROTEIN, FE, STATUS GIZI , KADAR HEMOGLOBIN (HB) DAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI DI TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN BABUSSALAM PENIRAMAN KECAMATAN SUNGAI PINYUH KABUPATEN PONTIANAK TAHUN 2013
• PERBEDAAN KADAR HAEMOGLOBIN DAN KADAR ALBUMIN BERDASARKAN STATUS GIZI PENDERITA SCHIZOPHRENIA SETELAH DIBERIKAN DIET 3000 KKAL DI RS JIWA DR.SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA
• PENGARUH SUBSTITUSI PASTA TEMPE DAN METODE PANGGANG TERHADAP NILAI GIZI, MASA SIMPAN, DAN DAYA TERIMA DONAT
• HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN ENERGI SERTA PROTEIN DAN UMUR MENARCHE SISWI STRADA BUDI LUHUR USIA 9 � 13 TAHUN
• PERBANDINGAN STATUS GIZI REMAJA USIA 15-18 TAHUN DIPEDESAAN DAN DIPERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
• HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI ANAK DI KELAS A TK.KUSUMA BANGSA CICURUG SUKABUMI JAWA BARAT